Blog

Surakarta, 07 Juli 2021 – Indonesia merupakan salah satu negara yang aktif dalam kegiatan Internasional Paralimpik yang mana salah satu dari cabang olahraga yang diikuti oleh Indonesia adalah Boccia. Boccia sendiri adalah salah satu cabang olahraga paralimpik yang didesain untuk penyandang disabilitas cerebral palsy. Pada Olahraga Boccia ini digolongkan dalam beberapa kategori yaitu BC1, BC2, BC3 dan BC4. Dari semua kategori tersebut, kategori BC3 lah yang paling spesial karena pada kategori ini pemain memiliki disfungsi lokomotor yang berat, hal ini membuat mereka tidak dapat mengayunkan lengan serta menggenggam bola sehingga pemain harus menggunakan alat bantu serta asisten untuk pengarahan dalam membidik target. Manurut NPC Surakarta sebagai mitra, pada saat ajang Asian Paragames pada tahun 2018 Timnas Boccia Indonesia tidak menurunkan atlet pada kelas BC3, dikarenakan pada saat itu timnas Indonesia belum memiliki alat bantu untuk atlet kelas BC3 sebab di Indonesia sendiri olahraga Boccia belum terlalu dikenal oleh masyarakat, sehingga alat-alat penunjang olahraga Boccia tidak ada dijual di Indoesia dan harus diimpor dari luar negeri. National Paralympic Committee of Indonesia (Komite Paralimpiade Nasional Indonesia) adalah organisasi yang bertugas pembina atlet penyandang disabilitas. Pada 31 Oktober 1962 Organisasi ini didirikan dengan nama Yayasan Pembina Olahraga Cacat (YPOC). Akan tetapi pada tanggal 1 November 1993, nama organisasi tesebut dirubah menjadi badan.

Dengan alasan tersebut, pembuatan alat Boccia untuk kelas BC3 dengan biaya yang relatif lebih murah dilakukan, karena akan menggunakan material yang lebih efektif dan efisien dalam pembuatanya. Selain itu, alat ditambahkan seperangkat kit mikrokontroller yang diintegrasikan dengan penggerak motor listrik. Sehingga dapat mempermudah atlet dalam membidik tanpa bantuan dari asisten dalam pengoperasianya. Selain itu dapat mengurangi kinerja asisten dalam membantu mengarahkan untuk membidik sasaran bola. Pada sistem motorisasi Boccia kali ini ditambahkan laser pada stik pendorong bola yang dipasang di kepala atlet. Sedangkan pada alat ini menggunakan 2 buah motor listrik yang akan menggerakan mekanisme alat tersebut. Motor pertama untuk menggerakan papan seluncur bola ke atas dan ke bawah. Sedangkan motor kedua untuk menggerakan papan seluncur bola ke kiri dan ke kanan. Satu buah motor menggunakan dua buah rellay 2 channel. Jadi alat ini total menggunakan 4 buah rellay.

Sedangkan untuk sensor perintah menggunakan LDR. LDR (Light Dependent Resistor) adalah sebuah sensor yang akan membaca intensitas cahaya dan menkonversinya ke dalam satuan hambatan (Ohm). Saat atlet mengarahkan cahaya laser ke lensa LDR, maka resistansi LDR akan berkurang akibat terkena cahaya dari laser kemudian resistansi dari LDR akan memberikan sinyal ke kit mikrokontroller. Saat rellay aktif, maka saklar pada rellay akan mengubah kutup baterai, sehingga terjadi beda potensial pada motor listik. Akibat terjadi beda potensial pada motor listrik, maka motor akan bergerak sesuai dengan program yang berada pada IC kontrol. Untuk membalik putaranya, harus mengubah potensial pada motor listrik. Untuk hal tersebut, maka relay digunakan untuk membalik putaran motor.

Uji coba alat boccia bermotor dapat dilihat pada tautan berikut : https://youtu.be/4H3dIqfryI0​