Pelatihan Budidaya Jamur Tiram oleh Tim PHP2D Jatiragi UNS

Pelatihan Budidaya Jamur Tiram oleh Tim PHP2D Jatiragi UNS

Foto bersama Tim Jatiragi UNS, Bapak Giyatno, Kelompok Tani Kedarsi dan Mitra Usaha Budidaya Jamur – Dokumen Pribadi

 

Menuju Masyarakat Makmur, Melalui Budidaya Jamur – Slogan sekaligus yang menjadi tujuan akhir dari Tim PHP2D Jatiragi Keluarga Mahasiswa Teknik Mesin (KMTM) Universitas Sebelas Maret (UNS). Sebagai optimalisasi dan tindak lanjut Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) 2020, Tim Jatiragi UNS menyelenggarakan pelatihan budidaya jamur tiram berbahan dasar jerami. Pelatihan ini di selenggarakan hari Sabtu, 3 Oktober 2020, tepatnya di Dusun Kenteng RT 01/02, Desa Bakalan Jumapolo, Karanganyar. Pelatihan ini di hadiri oleh Kelompok Tani Kedarsi (Kelompok Tani Sadar Potensi) dan Mitra Pengusaha Jamur Desa Bakalan.

 

Pelatihan budidaya jamur terlaksana sebagai langkah awal pembekalan bagi kelompok Tani Kedarsi untuk menjalankan budidaya jamur tiram khususnya menggunakan media tanam limbah jerami. Selain itu juga dapat menambah pengetahuan, berbagi pengalaman dan pemantik semangat dalam menambah produktivitas dari usaha yang telah di jalankan kepada pengusaha jamur di Desa Bakalan.

 

Narasumber yang diundang dalam pelatihan budidaya pun sangat cocok dengan topik materi yang akan di tanamkan kepada peserta pelatihan, beliau adalah Bapak Giyatno S.P., M.M. Sebagai seorang yang telah berkecimpung di budidaya jamur semenjak tahun 2001 tentunya beliau memiliki banyak pengalaman dan ilmu yang di dapat. Selain itu beliau merupakan pemilik Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Aneka Jamur yang berlokasi di Desa Gondangmanis, Karangpandan, Karanganyar. Harapannya beliau dapat menjawab segala bentuk keraguan peserta budidaya yang nantinya akan bergelut dengan budidaya jamur media tanam jerami.

 

Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB. Pelatihan ini dibuka dengan sambutan dari Tri Rahmaji (Ketua Tim Jatiragi) dan perwakilan pemerintahan Desa Bakalan, Bapak Suharto (Kepala Dusun Kenteng). Pelatihan dibagi menjadi dua sesi, yang pertama adalah sesi materi dan tanya jawab seputar budidaya jamur, Kemudian sesi kedua yaitu sesi pelatihan atau praktik budidaya.

 

Sesi penyampaian materi oleh Bapak Giyatno di mulai pukul 09.30 WIB. Kurang lebih materi yang disampaikan oleh beliau meliputi jenis – jenis jamur, pola budidaya jamur hingga keunggulan budidaya jamur khususnya jamur tiram.

 

 

“Syukur-syukur nanti Kelompok Tani Kedarsi ini memperoleh kesuksesan dan perkembangan pesat dalam budidaya jamurnya. Sekaligus menjadi pionir bagi warga Dusun Kenteng untuk ikut serta mendirikan usaha budidaya. Kalau dusun ini banyak usaha budidaya jamur bukan tidak mungkin lagi untuk bisa dijadikan objek Agrowisata Jamur”, tutur Pak Giyatno.

Sesi penyampaian materi dan tanya jawab seputar budidaya jamur oleh Bapak Giyatno – Dokumen Pribadi

 

Kemudian dilanjutkan sesi kedua yaitu pelatihan atau praktik budidaya. Sesi ini di bagi menjadi 4 pelatihan yaitu Pelatihan 1, Pelatihan 2, Pelatihan 3 dan di akhiri pelatihan 4.

 

Pelatihan 1 mempraktikkan tahapan membuat media tanam jamur atau baglog dengan jerami. Dilakukan proses pencampuran jerami yang sudah dibasahi dengan air secukupnya, lalu diberikan dolomit, gypsum dan bekatul. Proses pelatihan tahap ini berakhir hingga bahan yang sudah tercampur secara merata dan ditutup menggunakan terpal agar media terdekomposisi dengan baik.

 Pelatihan pembuatan dan pencampuran media baglog menggunakan limbah jerami – Dokumen Pribadi

 

Pelatihan 2 yaitu memasukan media tanam jamur (jerami yang sudah ‘dibumbui’) kedalam plastik berukuran 20 x 35 x 0.4 cm. Pada proses ini hal pokok yang harus diperhatikan adalah kepadatan jerami, karena kepadatan pada baglog ini yang menentukan seberapa lama umur media dalam menghasilkan jamur. Semakin padat baglog maka semakin lama masa pakai baglognya begitupun sebaliknya. Baglog padat memiliki volume jerami yang lebih banyak, sehingga kandungan nutrisinya pun juga banyak, jadi jamur dapat dipanen dari baglog yang sama lebih sering daripada baglog yang tidak padat.

 

Pelatihan 3 adalah pengovenan. Proses ini diberikan pengarahan oleh Bapak Giyatno mengenai layout penataan baglog, jumlah air yang di gunakan serta prosedur yang harus dilakukan dari awal sampai akhir proses pengovenan.

 

“Ini ovennya bisa yang kualitas sederhana, nanti di krukup plastik aja mas pokoknya sampai tertutup dan beri sedikit kelonggaran agar nanti tidak meledak saat uap sudah naik”, himbau Bapak Giyatno

 

Pelatihan 4 yaitu proses inokulasi bibit. Inokulasi bibit adalah memasukan bibit jamur tiram kedalam baglog yang sudah di oven. Hal yang harus di tekankan adalah sterilisasi orang yang akan melakukan pembibitan dan alat yang di gunakan. Alkohol dan nyala api dari bunsen merupakan alat pokok yang di gunakan untuk sterilisasi pada proses inokulasi. Tahapan ini merupakan akhir dari proses pelatihan budidaya jamur yang di lakukan selama kurang lebih 4 jam.

 

 

Praktik inokulasi bibit jamur oleh poktan Kedarsi didampingi Bapak Giyatno – Dokumen Pribadi

 

Pada akhirnya tepat pukul 12.40 WIB, acara di tutup dengan makan dan foto bersama oleh Tim Jatiragi UNS dengan peserta pelatihan budidaya.

 

Usahane alon – alon penting kelakon”, tutup Bapak Giyatno dengan semangat.

Close Menu